Agam, 29 Juli 2025 — Rumah Baca Mak Uwo di Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, menjadi saksi berkumpulnya semangat literasi dari seluruh penjuru Sumatera Barat. Sebanyak 70 pegiat literasi dari 18 kabupaten dan kota hadir dalam kegiatan “Fasilitasi Penggerak Literasi Sumbar 2025”, sebuah agenda strategis yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) bekerja sama dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat (Forum TBM).

Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (29/7) ini tak sekadar menjadi ajang tatap muka, tetapi menjadi titik temu gagasan dan kolaborasi lintas daerah dalam menguatkan budaya baca dan pemberdayaan literasi berbasis komunitas. Hadir membuka acara, Bapak Jumaidi selaku Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat menyampaikan pentingnya sinergi lintas sektor dalam gerakan literasi yang berkelanjutan. Dukungan juga datang dari Perpusnas RI yang diwakili oleh Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Leksi Hedrifa.
Sesi pertama diisi oleh Roza Linda, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Agam. Dalam paparannya, ia menekankan bahwa gerakan literasi harus menjadi bagian dari visi pembangunan daerah. “Visi Kabupaten Agam yang Madani, Maju, Adil, dan Sejahtera hanya dapat dicapai jika literasi menjadi pondasinya,” tegasnya.
Roza juga memaparkan berbagai tantangan, mulai dari minimnya pustakawan, keterbatasan sarana prasarana, hingga terbatasnya anggaran. Namun, berbagai solusi telah dirancang: revitalisasi perpustakaan nagari dan masjid, penguatan literasi digital dan inklusif, pelatihan UMKM berbasis perpustakaan, hingga penyediaan 1000 buku bermutu untuk TBM.
Sesi kedua menghadirkan Heni Wardatur Rohmah, Sekretaris Jenderal PP Forum TBM. Ia membagikan strategi penguatan kapasitas komunitas melalui advokasi dan kemitraan. Salah satu model yang ditawarkan adalah pendekatan “ABCGM” — Academic, Business, Community, Government, dan Media — sebagai jejaring kemitraan yang bisa memperluas dampak gerakan literasi.
“Kemitraan bukan hanya tentang bantuan, tetapi tentang membangun relasi yang saling menguatkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi, negosiasi, dan diplomasi komunitas agar literasi benar-benar hadir di tengah masyarakat,” ujar Heni.

Sebagai penutup, Masyitah selaku Kepala Kesekretariatan PP Forum TBM mengajak seluruh peserta untuk membangun sinergi antarkomunitas literasi dengan prinsip “komunikatif, kreatif, kontributif, aktif, dan demokratis”. Ia menekankan pentingnya menjaga semangat kolektif, sekaligus menghargai keberagaman cara kerja di lapangan.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dalam suasana yang interaktif dan hangat. Para peserta tak hanya menyimak materi, tetapi juga terlibat dalam diskusi, berbagi praktik baik, dan kerja kelompok. Kehadiran relawan muda, pegiat senior, hingga perwakilan instansi pemerintah, membuat forum ini terasa hidup dan penuh semangat gotong royong.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam merajut kekuatan jejaring literasi Sumbar. Di tengah tantangan era digital dan rendahnya minat baca, semangat kolaboratif yang lahir dari kegiatan ini menjadi modal berharga untuk membangun masyarakat yang cerdas, inklusif, dan berdaya.
Salam Literasi!